Menjadi Hujan Bulan Juni
Hana sudah menyakiti Jongdae di masa lalu. Haruskah ia menyakitinya lagi kini? ForewordKalau ada satu hal yang paling Hana hindari selama ini, itu adalah menyakiti Jongdae dengan sengaja. Hari itu ia terpaksa melakukan hal yang sudah ia hindari empat tahun terakhir. Selama lima belas tahun Hana berhasil mengubur perasaannya terhadap Jongdae dan memfokuskan hidupnya pada Minseok. Sepanjang itu pula Hana merasa telah mengkhianati Minseok setiap kali ia memeluk dan mengecupnya. Hari ini, ia kembali melukai dua laki-laki yang paling berharga dalam hidupnya. A/N: Just in case ada yang tidak sadar, judul cerita ini merupakan ‘permainan kata’ dari judul salah satu puisi Sapardi Djoko Damono yang sangat terkenal, “Hujan Bulan Juni”. Saya rasa hampir semua pelajar Indonesia seharusnya tahu puisi ini, karena puisi ini sering sekali muncul dalam soal ujian Bahasa Indonesia (walau mungkin tetap kalah terkenal dibanding “Aku Ingin Mencintaimu dengan Sederhana”). “Tak ada yang lebih tabahdari hujan bulan Junidirahasiakannya rintik rindunyakepada pohon berbunga itu Tak ada yang lebih bijakdari hujan bulan Junidihapusnya jejak-jejak kakinyayang ragu-ragu di jalan itu Tak ada yang lebih arifdari hujan bulan Junidibiarkannya yang tak terucapkandiserap akar pohon bunga itu” Saya tahu, tidak masuk akal orang Korea Selatan bisa tahu soal “Hujan Bulan Juni”, tapi let’s pretend ya ^^. With love,nizzyool.2014.5.19